Daftar Isi
Kabupaten Wonosobo jadi penghasil Carica dn Kentang yang berada di dataran tinggi dikenal sebagai salah satu sentral produksi sayuran kentang dan carica. Wonosobo kota penghasil carica dan kentang adalah aset terpenting petani di Dieng karena mampu menyediakan pasokan ke daerah lain.
Letaknya yang strategis dan berada di daerah pegunungan. Tentu menjadikan Wonosobo sebagai daerah dengan potensi ekonomi, pariwisata dan pertanian yang sangat besar serta tanah yang subur dan terawat.
Pertanian Wonosobo Kota Penghasil Carica dan Kentang
Wonosobo merupakan daerah dengan tanah yang sangat subur yang dapat ditumbuhi banyak tanaman seperti sayuran. Dari dataran tinggi Dieng hingga Kaliwiron (yang merupakan daerah rendah) terdapat banyak sayuran.
Aneka sayuran bisa ditanam seperti kentang, kol, seledri, daun kocai, sawi, mentimun, bayam, terong, cabai, kangkung dan masih banyak tanaman lain yang mengandung jenis sayuran lainnya.
Aneka buah juga bisa tumbuh di daerah dingin ini. Buah yang bisa tumbuh adalah pisang, pepaya, durian, mangga, jambu, duku, rambutan, pohon naga, nanas, lengkeng, strawberry, anggur, manggis dan lain-lain.
Salah satu buah khas Wonosobo adalah buah carica, buahnya mirip dengan pepaya, namun teksturnya sedikit lebih keras dan ukurannya lebih kecil. Carica sering disebut pepaya gunung dan merupakan buah khas dataran tinggi Dieng.
Saat turis ke sana, banyak penjual yang menawarkan buah ini. Intinya kebanyakan buah-buahan banyak dijual dan dijadikan berbagai kuliner.
Wonosobo Kota Penghasil Komoditas Carica
Menurut masyarakat setempat, tanaman carica dulunya merupakan buah yang sering dimakan para dewa. Di mana Dieng merupakan tempat para dewa berkumpul, terbukti dari adanya candi-candi kuno.
Buah carica ini mirip dengan pepaya, berasal dari dataran tinggi Andes di Amerika Selatan. Buah ini diperkenalkan ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda.
Nilai ekonomi komoditas carica ini mulai terlihat ketika melalui inovasi diubah menjadi manisan dan selai. Pemerintah Wonosobo merespon nilai ekonomi carica yang terus meningkat, carica dipatenkan sebagai tumbuhan khas yang hanya ada di Wonosobo.
Pada tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Wonosobo bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan DPRD30 Provinsi Jawa Tengah berupaya mematenkan carica.
Hal itu dilakukan untuk menjawab kekhawatiran “pengrajin carica bahwa investor dari luar daerah akan mengincar produk lokal Wonosobo tersebut sebagai aset bisnis.
Keberadaan hak paten carica sebagai sesuatu yang khas di Wonosobo juga sangat memengaruhi perubahan sistem politik-ekonomi Wonosobo. Hal ini berlaku untuk klaim keaslian carica sebagai produk asli Dieng atau Wonosobo.
Hak paten untuk komoditas carica ini telah meningkatkan produksi carica secara tajam sejak tahun 2008 hingga sekarang.
Satu hal yang patut ditelaah lebih dalam adalah kehadiran kelas wirausaha yang dihasilkan carica di dataran tinggi Dieng. Berkat kekuatannya, status kelas yang meningkat menciptakan basis pasar yang lebih luas untuk pengembangan produksi carica.
Dengan demikian, setiap perubahan produk pertanian juga membawa perubahan sosial ekonomi yang mendasar.
Mungkin Anda yang baru mendengar Dieng atau belum pernah ke sana penasaran dengan ciri-ciri dan bentuk carica, yang menjadikan Wonosobo menjadi penghasil carica dan kentang.
1. Bentuk Pohon Carica Wonosobo
Bentuk buah carica Wonosobo hampir persis seperti buah pepaya. Ketika Anda datang ke Wisata Dieng, Anda akan menemukan beberapa tanaman seperti pohon pepaya, tetapi ditanam di pinggiran lahan.
Pohon buah dewa yang sering disebut oleh masyarakat setempat. Bentuk pohonnya lebih besar dari pepaya biasa dan terkadang bisa bercabang.
2. Bentuk Buah Carica
Ketika Anda mendekati pohon itu, ia memiliki buah yang lebih kecil dari buah pepaya. Bentuknya berukuran sekitar 3-6 cm, berwarna hijau saat mentah dan kuning saat agak matang. Bentuk buahnya juga bergelombang seperti belimbing, namun lebih cekung.
3. Rasa Asli dari Buah Carica Wonosobo
Jika Anda memetik carica dieng ini, usahakan untuk tidak memakannya mentah dengan kulitnya. Jika dibelah, kandungannya hampir sama dengan buah pepaya.
Bijinya memiliki cangkang, daging buah. Daging buahnya mengandung lateks yang bisa terasa gatal di lidah jika dimakan langsung.
Anda hanya bisa mencicipi biji mentahnya. Rasanya sedikit manis dan asam saat Anda memetik buah yang berwarna kuning.
4. Jenis Olahan Carica yang Menggugah Selera
Pengolahan buah carica yang tepat memberikan variasi makanan dan minuman. Beberapa di antaranya adalah sirup, jus, selai dan yang paling populer adalah olahan manisan.
Buah carica dikenal memiliki banyak rasa yang unik dan enak. Tentu tak heran jika hasil olahannya kerap dijadikan oleh-oleh wisatawan sebagai oleh-oleh khas Dieng.
Jadi kalau mau lebih jelas, olahan dengan buah carica ini. Yuk, kita bahas lebih lanjut. Agar suatu saat ke Dieng tidak bingung lagi mau beli olahan buah carika yang mana.
- Manisan Carica
Nah ini baru produk olahan dari buah carica yang paling banyak diminati. Manisan carica memang camilan yang mudah, tetapi jangan remehkan rasanya.
Manisan carica memiliki rasa yang benar-benar unik, enak dan menyenangkan. Berbeda dengan kebanyakan manisan buah. Manis rasa buah dengan tekstur sedikit asam dan renyah karena proses pemanis segar, makin penasaran ingin mencoba.
- Sirup Carica
Tekstur daging buah carica terlihat sangat jelas saat buah ini dibelah. Daging buahnya putih dan tebal, dengan biji buah tersebar di mana-mana.
Hanya sedikit penambah rasa dan aroma alami yang harus ditambahkan ke sari carica yang diekstraksi. Seperti gula vanila dan tebu, Anda bisa menikmati sirup carica.
Jika ingin menambah rasa segar, tinggal tambahkan sedikit air lemon atau jeruk nipis. Bisa dibayangkan betapa segarnya?
- Selai Carica
Bagi Anda yang suka menikmati roti dengan selai buah, selai carica juga patut untuk dicoba. Carica dikenal dengan aroma dan rasa yang sangat berbeda dari yang lain, tidak ada dua buah yang benar-benar sama. Pasti enak dan luar biasa!
Olahan manisa carica menggunakan parutan kulit buah carica dengan tambahan gula dan kayu manis secukupnya. Mengepa menggunakan kulitnya? tentu karena selai buah memiliki tekstur, jadi menggunakan bagian kulitnya yang tebal dan berwarna kekuningan.
Wonosobo Kota
Komoditas kentang yang dikembangkan di Dieng tidak hanya sebagai strategi masyarakat setempat untuk melihat peluang ekonomi dari tanaman kentang.
Keberadaan kentang tersebut menandai perubahan orientasi sistem perekonomian masyarakat dataran tinggi Dieng dari sistem subsisten menjadi sistem pertanian komersial.
Sistem pertanian yang dibangun masyarakat Dieng berorientasi pada kepentingan pasar dan perputaran ekonomi, dan tentunya perubahan ini belum tuntas. Masyarakat setempat tetap menggunakan sistem subsisten, terutama antara menabur dan memanen.
Hal ini tercermin dari strategi masyarakat setempat untuk mengembangkan berbagai tanaman lain selain kentang. Seperti kacang Dieng, kacang panjang, kacang merah, cabai Bandung, dan lain-lain.
Ketika Anda datang ke beberapa tempat wisata di Wonosobo, Anda pasti akan menemukan penjual kentang goreng/rebus di sepanjang jalan. Terkenal dengan tanaman kentangnya, tak heran jika kualitas kentang Wonosobo sangat baik
Beberapa petani kentang menanam kentang untuk sayuran atau produk kentang. Banyak perusahaan besar yang mengontrak petani di Wonosobo untuk memasok kentang super.
Follow Kami